Jumat, 02 Mei 2014

Samsons - Di Ujung Jalan Ini



Di ujung jalan ini
Aku menunggumu aku menantimu
Di tengah terik matahari
Aku menyanyikan kisah tentang kita
ahaa...aaa...

Alunan denting suara hati mengulas kembali
Jejak yang tlah lalu
Untaian makna yang tercipta
Aku abadikan ditempat terindah

Reff:
Tuhan kembalikan segalanya tentang dia seperti sedia kala           
Izinkan aku tuk memeluknya mungkin tuk terakhir kali
Agar aku dapat merasakan cinta ini selamanya

Ketika malam telah tiba
Aku menyadari kau takkan kembali

Reff:
Tuhan kembalikan segalanya tentang dia seperti sedia kala                 
Izinkan aku tuk memeluknya mungkin tuk terakhir kali
Agar aku dapat merasakan cinta ini selamanya
selamanya,tentang kita
Izinkan aku,memeluknya selamanya

Ketika malam telah tiba
Aku menyadari kau takkan kembali 

Train - Hey, Soul Sister


Doraemon

Nama: Doraemon
Arti nama: Doraemon berasal dari kata “dora-neko” yang berarti “kucing tersesat”, sementara akhiran -emon merupakan suatu akhiran nama yang umum di Jepang.
Nama (salah satu?) pacar (dengan status hubungan yang terkesan tarik ulur): Mii-chan
Pemilik asli: Sewashi (Nobita’s great-great-grandson dari abad ke 22)
Lahir ke dunia (Diciptakan pertama kali): 1-12-1969
Dibuat oleh: Fujimoto Hiroshi dan Motoo Abiko
Debut: 1970 (kemungkinan dalam bentuk komik yang terpecah-pecah)
Karir di komik: 1974 - 1996 dengan jumlah sirkulasi lebih dari 80 juta komik di seluruh dunia (1992)
Karir di TV (Asahi): 1979 - sekarang
Karir di film: 1980 - sekarang (untuk edisi tahun 2005 ditunda sampai dengan musim semi 2006)
Debut di Indonesia (TV): Juli 1989 (menurut Doraemon-land)*
Makanan kesukaan: Dorayaki
Hal-hal yang dibenci: kedinginan dan TIKUS!!
Lahir (dalam cerita): 2112-9-3 (3 September 2112)
Tempat lahir: Pabrik Robot “Matsushiba”
*Data agak diragukan. Menurut wikipedia: tahun 1991. Tapi sepertinya tahun yang diakui secara resmi di Indonesia (oleh pihak Elex Media Komputindo?) itu tahun 1990!!

Ada yang spesial dari angka 1293 tersebut loh:
Tinggi badan: 129.3 cm
Lingkar badan: 129.3 cm
Berat badan: 129.3 kg (seharusnya tidak mungkin Nobita selamat kalau tertimpa Doraemon :P)
Tinggi loncatan: 129.3 cm (kalau bertemu tikus)
Kecepatan lari (kabur): 129.3km/? (kalau bertemu tikus)

Spesifikasi Doraemon:
Mata: infra merah, dapat melihat dalam gelap
Hidung: 20x ketajaman hidung manusia (sayang, sering rusak)
Kumis: mempunyai radar yang dapat mendeteksi benda dari jauh (sedang butuh perbaikan…)
Mulut: dengan ukuran mulut sangat besar (wastafel-pun bisa dilahap!), dapat memakan apapun
Bel: berguna untuk memanggil kucing-kucing lain (lagi-lagi sedang rusak!)
Kantong: 4 dimensi dengan kapasitas nyaris tak terbatas, tempat penyimpanan berbagai macam alat
Tangan: mempunyai kemampuan menyedot sehingga benda apapun dapat menempel
Kaki: telapaknya datar, dapat berjalan tanpa suara seperti halnya kucing biasa
Ekor: berfungsi sebagai “tombol” pengaktifan Doraemon

Rabu, 30 April 2014

LAPORAN PRAKERIN



LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA



DISUSUN OLEH :
                       NAMA :                                                            NISN :
1.      AZIZAH NURUL FARICKHA                                      9976753753
2.      ISNAINI AGUSTINA                                                      9963546333
3.      RENDA HARDIYANTI RUKMANA                            9973796301
4.      RISDIANA                                                                        9972463616
5.      TRI WAHYUNINGTYAS UTAMI                                9983730074



DINAS PENDIDIKAN KOTA
UPTD SMK NEGERI 17 SAMARINDA
PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2013/2014



LEMBAR PENGESAHAN


Dengan ini menyatakan bahwa laporan hasil Praktek Kerja Industri yang dilaksanakan oleh siswa/siswi SMK NEGERI 17 SAMARINDA di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE pada tanggal 7 Januari sampai 7 Februari 2014 telah disahkan:
Menyetujui :
Guru Pembimbing Prakerin                                              Pembimbing
SMKN 17 FARMASI SAMARINDA                            RSUD A.W.SJAHRANIE


Sugeng Wasono, S.Farm, Apt                                       Drs. M. Nasrudin, Apt
                                                                                          NIP. 19660919199302002
Mengetahui :

Kepala                                                                         Kepala Instalasi Farmasi
SMKN 17 FARMASI SAMARINDA                      RSUD A.W.SJAHRANIE


Drs. Dwisari H., S.Pd.Bio., M.Pd                                     Dra. Linawati, Apt
NIP. 19680227 199003 2 009                                     NIP. 196404121992032010


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Dia senantiasa memberikan rahmat dan kuasanya, sehingga Praktek Kerja Industri (Prakerin) di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA yang berlangsung pada tanggal 7 Januari- 7 Februari 2014 serta laporan Prakerin ini  dapat kami selesaikan.
 Praktek Kerja Industri ini merupakan salah satu program pembelajaran bagi siswa-siswi SMKN 17 SAMARINDA dalam memenuhi keterampilan dan penambahan ilmu pengetahuan, serta membuka wawasan kepada siswa/siswi calon Tenaga Teknis Kefarmasian tentang  Rumah Sakit secara keseluruhan termasuk segala macam bentuk tantangan yang harus dihadapi. Sehingga diharapkan siswa siap menghadapi dunia kerja terutama Rumah Sakit dengan terus berusaha menambah pengetahuannya. Penyusunan laporan ini sendiri didasarkan atas materi peserta yang telah diperoleh dan dari peninjauan langsung peserta Prakerin selama di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.
Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dari berbagai pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan ini. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1.        Drs. Dwisari Harumingtyas, S.Pd.Bio.,M.Pd. selaku kepala sekolah SMKN 17  SAMARINDA.
2.        Ibu Dra. Linawati, Apt., sebagai Kepala Instalasi Farmasi yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada kami untuk menambah wawasan tentang dunia kerja lewat Praktek Kerja Industri di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.
3.        Bapak Drs. M. Nasrudin, Apt., yang menerima kami di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.
4.        Ibu Yusniati S.SI, Apt., selaku Koordinator Depo Instalasi Rawat Darurat,  di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.
5.        Ibu Arinda, S.Farm,Apt., selaku Koordinator Gudang Farmasi di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE yang telah memberikan kami pengarahan tentang Perbekalan Farmasi.
6.        Ibu Drs. Yovita G, Apt., Selaku Koordinator Depo Teratai/Sakura.
7.        Ibu Yuni Astuti, S.Si, Apt., selaku Koordinator Depo Rawat Jalan.
8.        Ibu Reni Anggreni, S.Si, Apt., Selaku Koordinator Depo Rawat Inap.
9.        Seluruh Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian, staff, karyawan/karyawati di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE yang telah menerima kami dengan baik, memberikan bimbingan, serta masukan selama kami melaksanakan Praktek Kerja Industri di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.
10.    Ibu Puji ,S.Farm.,Apt selaku panitia penyelenggara Praktek Kerja Industri dari SMKN 17 SAMARINDA.
11.    Bapak Sugeng Wasono,S.Farm,Apt., selaku pembimbing Praktek Kerja Industri (Prakerin) dari SMKN 17 SAMARINDA.
12.    Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Prakerin ini, baik dukungan materil maupun moril kepada penulis.
Semoga segala bantuan dan bimbingan dari bapak dan ibu yang telah diberikan pada kami,akan mendapat imbalan dari Tuhan Yang MahaEsa. Semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Kami pun meminta maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada laporan ini, sehingga sangat mengharapkan saran serta kritik untuk memperbaiki laporan ini selanjutnya.





Samarinda,  Februari 2014


Penulis




DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar  Belakang................................................................................. 1
B.   Tujuan Praktek Kerja Industri............................................................ 3
C.  Manfaat Praktek Kerja Industri.......................................................... 4
D. Ruang Lingkup................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Definisi Rumah Sakit.......................................................................... 7
B.     Klasifikasi Rumah Sakit...................................................................... 8
C.     Tugas dan Fungsi Rumah Sakit........................................................ 11
D.    Kegiatan Pokok Rumah Sakit........................................................... 11
E.     Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit............................. 12
BAB III GAMBARAN UMUM RSUD A.W. SJAHRANIE
A.    Sejarah Singkat RSUD A.W. SJAHRANIE.................................... 15
B.     Visi, Misi, Falsafah, Motto dan Tujuan RSUD ABDUL
WAHAB SJAHRANIE................................................................... 18
C.     Instalasi Farmasi RSUD A.W. SJAHRANIE.................................. 18
1.       Pengelolahan Obat di Rumah Sakit........................................... 20
2.       Pengelolahan Resep di Rumah Sakit......................................... 27
3.       Pelayanan Resep di Rumah Sakit.............................................. 28
BAB IV PEMBAHASAN DAN KEGIATAN PRAKERIN DI RSUD         A.W. SJAHRANIE
A.    Gudang Farmasi.......................................................................... ..... 32
B.     Depo Farmasi Rawat Jalan................................................................ 38
C.     Depo Farmasi Rawat Inap................................................................ 45
D.    Depo Farmasi Sakura........................................................................ 50
E.     Depo Farmasi IGD...................................................................... ..... 56
F.      Depo Farmasi OK IGD..................................................................... 60
G.    Unit Administrasi Farmassi............................................................... 62
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan ........................................................................................ 65
B.Saran ................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 69



DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran No 1. Resep Pasien Askes IGD................................................................. 70
Lampiran No 2. Resep Pasien Jamkesmas Rawat Inap............................................. 71
Lampiran No 3. Surat SPPO Depo Farmasi RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE                    72
Lampiran No 4. Resep Pasien Jamsostek Rawat Inap............................................... 73
Lampiran No 5. Surat Pesanan Sementara Instalasi Farmasi RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE                   74
Lampiran No 6. Resep Pasien Umum RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE..... 75
Lampiran No 7. Resep Pasien Askes Rawat Jalan..................................................... 76
Lampiran No 8. Copy Resep RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.................. 77
Lampiran No 9. Etiket Bungkus, Etiket Obat Luar, Etiket Obat Minum................. 78
Lampiran No 10. Laporan Penggunaan Obat Narkotika........................................... 79
Lampiran No11 Resep Instalasi Bedah Sentral RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE               80
Lampiran No 12. Resep Anaestesi RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE......... 81
Lampiran No 13. Kartu Stok RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.................. 82
Lampiran No 14. Laporan Penggunaan Obat Psikotropika RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE                     83
Lampiran No 15. Resep Pasien Askes Rawat Inap................................................... 84
Lampiran No 16. Resep Pasien Rawat Inap.............................................................. 85
Lampiran No 17. Resep Pasien Rawat Jalan............................................................. 86

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus dapat diwujudkan melalui pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes RI, 1992)       
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan bersinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah maupun masyarakat.
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, salah satu unsur kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS), Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus, praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), Pedagang Besar Farmasi (PBF), pabrik obat dan bahan obat. Laboratorium kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya.
Salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pemberian upaya kesehatan yang bermutu adalah pelayanan farmasi rumah sakit. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan menteri  Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Anonim, 2004).
Pada pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan sangat diperlukan peran profesionalisme apoteker sebagai salah satu pelaksana pelayanan kesehatan. Apoteker bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat yang rasional, efektif, aman, dan terjangkau oleh pasien dengan menerapkan pengetahuan keterampilan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya (Siregar, 2004).
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar  Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit bahwa selain melakukan pengkajian resep dan dispensing sediaan farmasi,  seorang apoteker di  rumah sakit juga sebaiknya dapat melaksanakan kegiatan yang lebih berorientasi pada kepentingan pasien,  seperti melaksanakan konseling dan pelayanan informasi obat (Anonim, 2004).
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bidang kesehatan yang di arahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu, tenaga farmasi harus terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan professional berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan.  Praktek kerja industry merupakan cara menerapkan pengetahuan dan ketrampilan lain seperti penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan serta kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan cara memecahkan masalah yang terjadi di lapangan tidaklah di berikan di sekolah secara khusus.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi siswa. Dengan Praktek Kerja Industri ini, siswa dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap dan teknologi kesehatan yang ada di masyarakat. Di sisi  lain, Praktek Kerja Industri (Prakerin) juga dapat digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia kesehatan sehingga pendidikan kesehatan bias mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

B.     Tujuan Praktek Kerja Industri.
Tujuan dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah sebagai berikut :          
1. Mampu memahami peran kerjanya dan mampu menerapkan pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
2. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan diri sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program farmasi.
3. Mampu memberikan wawasan kepada siswa/siswi tentang bagaimana cara untuk melayani resep secara baik dan benar secara langsung.
4. Menambah wawasan disamping  teori yang dipelajari serta keterampilan  di dunia kerja kefarmasian dan juga sebagai tolak ukur untuk memasuki dunia kerja yang sesunguhnya.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan farmasi kepada masyarakat.

C.    Manfaat Praktek Kerja Industri
Manfaat praktek kerja industry bagi SMKN 17 SAMARINDA, RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE dan bagi penulis adalah sebagai berikut :
Manfaat  bagi SMKN 17 SAMARINDA :
a.       Mampu menjadikan SMKN 17 SAMARINDA sebagai sekolah yang unggul dan kualitas terbaik dalam bidang kefarmasian.
b.      Agar membuat SMKN 17 SAMARINDA mampu menghasilkan tenaga teknis kefarmasian  yang memenuhi syarat yang professional, handal, jujur, bertanggung jawab dan mempunya etika yang tinggi.
c.       Memantapkan siswa/siswi untuk suatu kinerja kefarmasian dengan bibit yang lebih baik saat memasuki dunia lapangan kerja kefarmasian.
d.      Sebagai bahan pertimbangan dan panduan untuk siswa/siswi SMKN 17 SAMARINDA untuk melakukan praktek kerja industri di masa yang akan dating dan menambah kerja sama dengan rumah sakit pemerintah maupun swasta.
1.      Manfaat bagi RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE :
a.       Agar dapat membantu kegiatan dan pekerjaan tenaga kefarmasian yang berada di rumah sakit.
b.      Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan Apoteker dapat memberikan maupun berbagi pengetahuan, wawasan dan ilmu kefarmasian kepada siswa/siswi SMKN 17 SAMARINDA tentang bagaimana cara pelayanan resep dan kefarmasian di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.
c.       Dapat digunakan sebagai bahan atau informasi dan penilaian (evaluasi) pelayanan kesehatan dan  peningatan kinerja kefarmasian di masa akan datang di RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
2.      Manfaat bagi penulis
Dapat menerima dan menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang kefarmasian yang bermutu, bermanfaat  dan sangat berharga serta mendapatkan suatu gambaran bagaimana Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan Apoteker yang baik, professional dan terampil.

D.    Ruang Lingkup
Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan program sekolah dengan sebuah institusi atau lembaga sebagai sarana pembelajaran bagi siswa/siswi. Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini bertujuan untuk menilai dan melihat secara langsung apakah siswa/siswi tersebut mampu memperhatikan keterampilan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang ada di rumah sakit sebagai acuan dan panutan untuk pengalaman di dunia kefarmasian yang akan mendatang. Sehingga setelah lulus sekolah siswa tersebut betul-betul menguasai keterampilan kefarmasian yang didapat sebagai bekal untuk memasuki lapangan pekerjaan di dunia kefarmasian. Selama Praktek Kerja Industri (Prakerin) siswa/siswi tidak hanya dituntut untuk mempunyai kecerdasan intelektual, namun harus mempunyai kemampuan dasar antara lain adalah : Knowledge (pengetahuan), Skill (keterampilan), Creativity (kreatifitas) dan Attitude (sikap). Pengetahuaan yang sifatnya ketrampilan penting diketahui siswa/siswi agar sejalan antara teori yang didapat di sekolah dengan praktek yang ada di rumah sakit.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rumah Sakit
   Berdasarkan Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
   Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan (Sumber: Charles Siregar. 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan).
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan yang sangat diperlukan  dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan masing-masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit (Depkes RI, 2009. http://depkes.go.id, diakses tanggal 20 Juli 2010).

B.     Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut:
1.      Kepemilikan
2.      Jenis pelayanan
3.      Lama tinggal
4.      Kapasitas tempat tidur

1.       Klasifikasi Berdasarkan Kepemilikan
Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kepemilikan terdiri atas:
a)      Rumah Sakit Pemerintah. Di negara kita ini, rumah sakit pemerintah terdiri atas rumah sakit vertikal yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, rumah  sakit pemerintah daerah, rumah sakit militer dan rumah sakit BUMN. Rumah sakit umum pemerintah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
·         Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialitik luas dan subspesialitik luas.
·         Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialitik dan subspesialitik terbatas.
·         Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialitik dasar.
·         Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
b)      Rumah Sakit Sukarela.
Rumah sakit sukarela adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat.
2.  Klasifikasi Berdasarkan Jenis Pelayanan
Klasifikasi rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan terdiri atas:
a)      Rumah sakit umum
Yaitu rumah sakit yang melayani berbagai penyakit pasien, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu hamil dan sebagainya.
b)      Rumah sakit khusus
Yaitu rumah sakit yang melayani diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non-bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, mata.





3.  Klasifikasi Berdasarkan Lama Tinggal
Klasifikasi rumah sakit berdasarkan lama tinggal terdiri atas :
a)      Rumah sakit perawatan jangka panjang
Yaitu rumah sakit yang merawat pasien dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih, misalnya pasien yang memiliki penyakit jangka panjang seperti kondisi psikiatri.
b)      Rumah sakit perawatan jangka pendek
Yaitu rumah sakit yang merawat pasien selama rata-rata kurang dari 30 hari, misalnya pasien dengan kondisi penyakit akut dan kasus darurat.
4. Klasifikasi Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur
Rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidur sesuai pola berikut:
a)      Dibawah 50 tempat tidur
b)      50-99 tempat tidur
c)      100-199 tempat tidur
d)     200-299 tempat tidur
e)      300-399 tempat tidur
f)       400-499 tempat tidur
g)      500 tempat tidur atau lebih
(Sumber: Charles Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan)




C. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
v  Tugas rumah sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
v  Fungsi rumah sakit
Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non-medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan.

D.  Kegiatan Pokok Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Selian itu juga rumah sakit dengan kemampuan dan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah rumah sakit berbeda pula. Kegiatan pokok di rumah sakit dibedakan dalam kegiatan pokok:
1.      Pelayanan UGD
2.      Pasien rawat inap
3.      Pasien rawat jalan
4.      Vaksinasi
5.      Medical check up
6.      Bedah dan operasi
7.      Kesehatan gigi dan mulut
8.      Kesehatan pembuluh darah dan jantung
9.      Kesehatan telinga, hidung dan tenggorokan
10.   Kesehatan mata
11.  Kesehatan kulit dan kelamin
12.  Laboratorium
13.  Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
14.  Pelayanan kefarmasian

E. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit umum memiliki tugas pokok:
a)      Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
b)      Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
c)      Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
d)     Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
e)      Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
f)       Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
g)      Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
h)      Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.
Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit:
1.      Pengelolaan perbekalan farmasi
a)      Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
b)      Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
c)      Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai kebutuhan yang berlaku.
d)     Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
e)      Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan  spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
f)       Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
g)      Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.
2.       Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan
a)      Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
b)      Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.
c)      Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.
d)     Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.
e)      Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
f)       Memberi konseling kepada pasien/keluarga.
g)      Melakukan pencampuran obat suntik.
h)      Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.
i)        Melakukan penanganan obat kanker.
j)        Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.
k)      Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
l)        Melaporkan setiap kegiatan.

















BAB III
GAMBARAN UMUM RSUD A.W. SJAHRANIE

A.    Sejarah Singkat RSUD A.W. SJAHRANIE
Rumah sakit ini awalnya dibangun untuk menjaga kesehatan warga Belanda dan kaum Pribumi secara terbatas, maka pada tahun 1933 dibangunlah sebuah rumah sakit. Dikarenakan rumah sakit tersebut kepunyaan  Kerajaan  Kutai, sehingga diberi nama Landschap Hospitalatau bisa diartikan dengan Rumah Sakit Kerajaan . Lokasinya di Juliana atau Emma Straat (sekarang bernama Jalan Gurami) di daerah Selili, Kecamatan Samarinda Ulu. Sehingga lebih dikenal dengan nama Rumah Sakit Selili, dan saat ini ditempati Rumah Sakit Islam Samarinda.
Pada tanggal 13 Nopember 1976, Gubernur Kalimantan Timur (Bpk. Brigjend.Purn. Abdul Wahab Sjahranie) meresmikan pelayanan rawat jalan, dan sejak tanggal tersebut pelayanan rawat jalan terbagi 2 yaitu di RSU Selili dan RSU baru (RSU Segiri). Pelayanan rawat jalan meliputi beberapa  poliklinik   spesialis  yaitu  4 besar spesialis,  ditambah spesialis  paru,  spesialis THT,  pelayanan  gigi  dan mulut dan spesialis mata. Serta ditambah pelayanan penunjangnya meliputi Rehabilitasi  Medik, Laboratorium dan Farmasi.
Seiring dengan tuntutan perkembangan kebutuhan RSU, pada 12 Nopember 1977 mulai dilakukan proses pemindahan dari Selili ke Jl. Dr. Soetomo (lokasi Dekong) dimana tahap pertama pemindahan Poliklinik (rawat jalan) terlebih dahulu. Pada tahun 1983 dengan dana  Banpres (Bantuan Presiden) maka pembangunan gedung rawat inap   untuk kapasitas 200  tempat tidur  dapat terselesaikan. Kemudian pada  tanggal  21 Juli 1984  keseluruhan pelayanan RSU  dipindahkan  ke  Jl. Dr. Soetomo - Samarinda.
Pada tanggal 22 Februari 1986 diresmikan dengan nama Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie untuk mengenang jasa-jasa Brigjend. Purn. Abdul Wahab Sjahranie. RSUD A.W. Sjahranie  diresmikan  menjadi Rumah Sakit Kelas B dengan SK  Menkes  No: 1161/Menkes/SK/XII/1993, ditetapkan  di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1993.
Pada Tahun  1999  RSUD  A.W. Sjahranie menjadi  Rumah  Sakit sebagai Unit Swadana Daerah, yaitu sistem pengelolaan keuangan dimana pendapatan fungsional  Rumah  Sakit  dapat dipergunakan secara langsung sebagai biaya operasional Rumah Sakit. Berdasarkan PERDA  No. 5 Tahun 2003, terjadi perubahan status dari UPTD Dinas Kesehatan  Provinsi  Kalimantan Timur  menjadi Lembaga Teknis Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah  Provinsi  Kalimantan Timur  No. 10 tahun 2008,  dengan   memberikan  pelayanan  dengan Pola  Pengelolaan Keuangan  Badan  Layanan Umum Daerah dan  dilanjutkan dengan  Keputusan Gubernur Kalimantan Timur  Nomor : 445/K.225/2008, Tentang Penetapan  Rumah Sakit Umum Daerah  Provinsi Kalimantan Timur Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Dengan terakreditasinya 16 Pelayanan pada   tahun 2010 maka diajukanlah RSUD A.W. Sjahranie menjadi Rumah Sakit Pendidikan Kelas B berdasarkan ketetapan Menteri Kesehatan RI No: Ym.01.06/III/580/2010, pada tanggal 1 Februari 2010.  Pada tanggal 16 Desember 2012, mendapatkan Sertifikat berstandar Internasional ( ISO 9001 / 2008 oleh MS CERT).
Bertepatan dengan peringatan hari jadi Provinsi Kaltim ke-57, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda  memberikan kado indah dengan meraih sertifikat Rumah Sakit (RS) Tipe A dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dari data yang dapat dihimpun para pemimpinan rumah sakit Abdul Wahab Sjahranie sejak jaman penjajahan hingga sekarang adalah sebagai berikut:
1.      Dr. Gobler (1933-1935)
2.      Dr. Hoffan (1935-1938)
3.      Dr. R. Soewadji P. (1938-1942)
4.      Dr. Abdul Rivai (1948-1951)
5.      Dr. Avell Lemand (1951-1954)
6.      Dr. L. Indoff (1954-1957)
7.      Dr. Soemantoro (1957-1957)
8.      Dr. Chan Bun Liang (1960-1966)
9.      Dr. Waluyanto Hadisusilo (1966-1971)
10.  Dr. H. Thamrinsyam (1971-1979)
11.  Dr. H. Sofyan Agus (1979-1985)
12.  Dr. H. Rawindra Soekardi, Sp.THT. (1985-1989)
13.  Dr. T.M. Sinaga, MPH. (1989-1995)
14.  Dr. H. Jusuf SK. (1995-1998)
15.  Dr. H. Jusuf Enany, Sp.JP (1998-2001)
16.  Dr. H. Awang Joenani (2001-2006)
17.  Dr. H. Ajie Syirafuddin M. MR (2006-2013)
18.  Dr. Rachim Dinata M., Sp.B, M. Kes (2013 – Sekarang)
B.     Visi, Misi, Falsafah, Motto dan Tujuan RSUD A.W. SJAHRANIE
1.      Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian Terbaik di Kalimantan.
2.      Misi
a.       Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
b.      Melengkapi sarana dan prasarana
c.       Memberikan pelayanan prima
3.      Falsafah
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian.
4.      Motto
BAKTI Bersih Aman Kualitas Tertib Informatif
5.      Tujuan
a.       Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
b.      Meningkatkan kemampuan etika dan profesionalisme.
c.       Terealisasinya sarana dan prasarana yang nyaman dan modern.
d.      Terwujudnya kesejahteraan pegawai.

C.    Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit ( IFRS ) adalah suatu bagian / unit / divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/ sediaan farmasi ; dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan; pengendalian mutu dan pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan. (Charles Siregar, 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan).
Tugas utama Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit, baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan mau pun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit.
Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Tujuan pengelolaan perbekalan farmasi oleh Instalasi Farmasi RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda adalah :
·         Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien;
·         Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan;
·         Meningkatakan kompetensi atau kemampuan tenaga farmasi;
·         Mewujudkan sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna;
·         Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Berikut adalah uraian tentang kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi :
1.      Pengelolaan Obat di Rumah Sakit
Pengelolaan obat pada dasarnya mencakup kegiatan perencanaan, penyimpanan, distribusi, pengadaan, pencatatan, dan pelaporan. Sistem Pengelolaan Obat merupakan  suatu rangkaian yang saling terkait, dengan demikian dimensi pengelolaan obat akan dimulai dari perencanaan pengadaan yang merupakan dasar pada dimensi pengadaan.
a.       Perencanaan Obat
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Ø  Tujuan Perencanaan
Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efisien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan obat, yaitu :
1.      Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan dan sasaran.
2.      Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang.
3.      Untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan.
4.      Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merk dan untuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.
5.      Pertimbangan anggaran dan prioritas.
6.      Meningkatkan efesiensi penggunaan obat.
b.      Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan untuk unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar farmasi.
Pada siklus pengadaan tercakup pada keputusan-keputusan dan tindakan dalam menentukan jumlah obat yang diperoleh, harga yang harus dibayar dan kualitas obat-obat yang diterima.Siklus pengadaan obat mecakup pemilihan kebutuhan, penyesuaian kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, penetapan atau pemilihan pemasok, penetapan masa kontrak, pemantauan status pemesanan, penerimaan dan pemeriksaan obat, pembayaran, penyimpanan, pendistribusian dan pengumpulan informasi penggunaan obat. Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh padasaatdiperlukan.
Ø Jenis pengadaan obat di Rumah Sakit dibagi menjadi :
a.  Berdasarkan dari pengadaan barang, yaitu :
·         Pengadaan barang dan farmasi
·          Pengadaan bahan dan makanan
·         Pengadaan barang-barang dan logistik
b.  Berdasarkan sifat penggunaannya :
·         Bahan baku, misalnya : bahan antibiotika untuk pembuatan salep
·         Bahan pembantu, misalnya : Saccharum lactis untuk pembuatan racikan puyer
·         Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin
·         Bahan jadi, misalnya : bukan kapsul antibiotika, cairan infus
c.  Berdasarkan waktu pengadaan, yaitu :
·         Pembelian tahunan (Annual Purchasing), merupakan pembelian dengan selang waktu satu tahun.
·          Pembelian terjadwal (Schedule Purchasing), merupakan pembelian dengan selang waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 3 bulan ataupun 6 bulan.
·         Pembelian tiap bulan, merupakan pembelian setiap saat di mana pada saat obat mengalami kekurangan.
Sistem pengadaan perbekalan farmasi adalah penentu utama ketersediaan obat dan biaya total kesehatan. Manajemen pembelian yang baik membutuhkan tenaga farmasi. Proses pengadaan efektif seharusnya:
1)      Membeli obat-obatan yang tepat dengan jumlah yang tepat.
2)       Memperoleh harga pembelian serendah mungkin.
3)      Yakin bahwa seluruh obat yang dibeli standar kualitas diketahui.
4)      Mengatur pengiriman obat dari penyalur secara berkala (dalam waktu tertentu), menghindari kelebihan persediaan maupun kekurangan persediaan.
5)       Yakin akan kehandalan penyalur dalam hal pemberian serius dan kualitas.
6)       Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang aman untuk mencapai total lebih rendah.
c. Penerimaan Obat
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelolaan yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya. Tujuannya yaitu agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh rumah sakit.
Obat-obatan yang telah dikirimkan oleh distributor di masukkan ke gudang umum terlebih dahulu, kemudian akan di periksa oleh tim pemeriksa sesuai dengan nama obat yang dipesan, jumlah obat, keutuhan obat dan kesamaan obat. Setelah diperiksa, kemudian akan di masukkan ke gudang farmasi dan TTK (Tenaga Teknik Kefarmasian) yang bertugas untuk mencatat kartu stok berdasarkan faktur yang diterima.
d.      Penyimpanan Obat
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang telah ditetapkan disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Tujuan dari manajemen penyimpanan obat adalah untuk melindungi obat-obat yang disimpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia dan untuk mengatur aliran barang dari tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang terjangkau (Anonim, 2006). Penggunaan informasi yang efektif merupakan kunci untuk mencapai tujuan dari manajemen penyimpanan tersebut (Siregar, 2004).
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan :
·         Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya
·         Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya
·         Mudah tidaknya meledak/terbakar
·         Tahan atau tidaknya terhadap cahaya
Dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperatur sinar/cahaya, kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas yang terdiri dari :
1.      Kondisi Umum untuk Ruang Penyimpanan:
a.       Obat jadi
b.      Obat produksi
c.       Bahan baku obat
d.      Alat kesehatan


2.      Kondisi Khusus untuk Ruang Penyimpanan
a.       Obat termolabil  adalah obat yang mudah rusak atau berubah oleh panas. Untuk itu penyimpanan obat hendaknya ditempat yang sejuk < 15 0C (missal insulin), suhu antara 2 – 10 0C (vaksin tifoid), dan beku (vaksin cacar air harus < 5 0C).
b.      Alat kesehatan dengan suhu rendah
c.       Obat mudah terbakar
d.      Obat/bahan obat berbahaya
Sistem penataan obat yang dapat digunakan antara lain adalah :
1.      First In First Out (FIFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang terakhir) di belakang barang yang datang sebelumny
2.      First Expired First Out (FEFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa lebih dahulu di depan obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa lebih akhir.
e.       Distribusi Obat
Distribusi merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis (Anonim, 2006). Distribusi adalah kegiatan menyalurkan perbekalan farmasi agar pelayanan terhadap pasien dapat berjalan dengan baik.Sistem distribusi obat yang diterapkan pada setiap rumah sakit berbeda-beda tergantung kondisi dan kebijakan rumah sakit. Sistem distribusi yang baik mempunyai beberapa ciri antara lain:
·         Penyimpanan obat dilakukan sesuai persyaratan stabilitas sehingga mutu sediaan terjamin serta memudahkan monitoring persediaan
·         Pengelolaan persediaan dilakukan secara optimal
·         Administrasi stok persediaan dilakukan secara akurat sehingga memberikan informasi yang tepat
·         Meminimalkan kemungkinan pencurian, kehilangan stok dengan mengoptimalkansistem pengamanan, penataan dan administrasi stok
·         Meminimalkan kejadian obat rusak atau telah melampaui waktu kadaluarsa
Sistem distribusi terbagi menjadi dua berdasarkan jangkauan pelayanan instalasi farmasi di rumah sakit, yaitu:
·         Sistem sentralisasi, jika seluruh resep disiapkan dan didistribusikan oleh instalasi farmasi sentral.
·         Sistem desentralisasi, jika terdapat instalasi farmasi lain (outlet/depo/satelit) yang memberikan pelayanan farmasi dalam kesatuan manajemen rumah sakit.
f.       Pencatatan dan Pelaporan Obat
Pencatatan dan pelaporan data obat merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang digunakan di unit-unit pelayanan rumah sakit .
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan persediaan, pengeluaran/penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat.
1.      Sasaran pokok pencatatan obat dirumah sakit:
·         Terlaksananya tertib administrasi dan pengelolaan obat
·         Tersedianya data yang akurat dan tepat waktu
·         Tersedianya data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian oleh unit yang lebih tinggi
2.      Macam– macam format pencatatan dan pelaporan obat di rumah sakit dan sub unit pelayanan kesehatan :
·         Kartu stock obat
·         Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat ( LPLPO )
·         Buku catatan harian penerimaan dan pemakaian obat
·         Buku catatan harian penerimaan resep
·         Laporan obat rusak / Daluarsa
2.      Pengelolaan Resep di Rumah Sakit
a.       Pencatatan dan Penyimpanan Resep
·         Mencatat jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan (umum, gakin / gratis, asuransi, dsb).
·         Mengelompokkan resep berdasarkan urutan, tanggal, nomor resep dan kelompok pembiayaan pasien.
·         Mencatat dan mengelompokkan resep narkotika / psikotropika.
·         Menyimpan resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan berdasarkan tanggal agar memudahkan dalam penelusuran kembali.
b.      Pemusnahan Resep
·         Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama 3 (tiga) tahun.
·         Tata cara pemusnahan resep ada sebagai berikut:
1.      Resep narkotika dihitung lembarannya.
2.      Resep lain ditimbang.
3.      Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.
c. Membuat berita acara pemusnahan sesuai dengan format terlampir yang                             disaksikan oleh 2 (dua) orang dari instansi terkait dan ditanda tangani oleh Kepala Rumah Sakit.
d.  Mengirimkan berita acara pemusnahan resep ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan Balai POM setempat.
3.      Pelayanan Resep di Rumah Sakit
Pelayanan resep merupakan proses dari bagian kegiatan yang harus dikerjakan dimulai dari menerima resep dari dokter hingga penyerahan obat kepada pasien. Pengertian dari resep sendiri adalah permintaan tertulis seorang dokter kepada apoteker atau asisten apoteker untuk diberikan kepada pasien sesuai dengan yang tertera pada resep. Tujuan dari pelayanan resep adalah agar pasien mendapatkan obat yang sesuai dengan resep dokter serta bagaimana cara memakainya. Semua resep yang telah dilayani oleh rumah sakit harus diarsipkan dan disimpan minimal 3 (tiga) tahun.
a.       Penerimaan Resep
·         Menerima resep dan memberi nomor.
·         Melakukan skrining resep :
1.      Pemeriksaan kelengkapan administrasi resep, yaitu : nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), paraf / tanda tangan dokter, tanggal penulisan resep, nama obat,jumlah obat, aturan pakai, umur, berat, jenis kelamin dan alamat / nomor telepon pasien.
2.      Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi, inkompatibilitas cara dan lama penggunaan obat.
3.      Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergi, efek samping, interaksi, dan kesesuaian dosis.
4.      Jika ada keraguan terhadap Resep hendaknya di Konsultasikan kepada Dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya, bila perlu meminta persetujuan setelah pemberitahuan.
b.      Peracikan obat
·         Sediaan sirup kering
Membersihkan sediaan sirup kering harus dalam keadaan sudah dicampur air matang sesuai dengan takarannya (tanda batas) pada saat akan di serahkan kepada pasien.
·         Sediaan Obat Racikan, langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menghitung kesesuaian dosis.
2.      Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai dengan   kebutuhan.
3.      Menyiapkan dan mengambil obat sesuai kebutuhan.
4.      Tidak mencampur antibiotika dengan obat lain dalam satu sediaan.
5.      Menghindari penggunaan alat yang sama untuk mengerjakan sediaan yang mengandung beta laktam dan nonbeta laktam.
6.      Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus sampai homogen.
7.      Membagi obat dengan rata.
8.      Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan dokter.
9.      Puyer tidak di sediakan dalam jumlah besar sekaligus.
10.  Menuliskan nama pasien, Tanggal, Nomor dan Aturan pakai pada etiket yang sesuai dengan permintaan dalam Resep dengan jelas dan dapat di baca. Etiket putih untuk obat dalam, Etiket biru untuk oabt luar  dan label kocok dahulu untuk sediaan emulsi dan susupensi.
11.  Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada resep, lalu memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai agar terjaga mutunya.
c.       Penyerahan Obat
·         Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara penggunaan  obat dengan permintaan pada resep.
·         Memanggil dan memastikan nomor urut / nama pasien.
·         Menyerahkan obat disertai pemberian informsi obat.
·         Memastikan bahwa pasien telah memahami  cara penggunaan obat.
d.      Pelayanan informasi obat
·         Dalam pelayanan resep
Memberi informasi kepada pasien saat menyerahkan obat, terdiri dari:
1.      Waktu penggunaan obat, misalnya beberapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di waktu  pagi, siang, sore atau malam.
2.      Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan.
3.      Tetes Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus  di habiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.
4.      Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu, pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan krim atau salep serta rektal atau vagina.
5.      Efek yang akan timbul dari penggunaan obat, misalnya berkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja berupa warna, air kencing berubah warna dan sebagainya.
6.      Hal-hal yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat dengan obat  lain atau makan tertentu dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyusui.
·         Menerima dan menjawab pertanyaan
1.      Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung atau tidak langsung dengan jelas dan mudah di mengerti, tidak bias, etis dan bijaksana melalui penelusuran literatur secara sistematis untuk memberi informasi yang dibutuhkan.
2.      Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat secara sistematis.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KEGIATAN PRAKERIN DI RSUD A.W. SJAHRANIE

A.    Gudang Farmasi
Gudang Farmasi adalah tempat perencanaan, penerimaan, pencatatan, penyimpanan, pendistribusian, pelaporan, pengarsipan, pengawasan & pengendalian mutu obat-obatan, alkes, & BMHP yang bertujuan untuk memperlancar pelayanan di depo rumah sakit.
1.      Perencanaan dan Pengadaan
a.       Definisi Perencanaan dan Pengadaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun  daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga obat dan alkes dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di rumah sakit dan untuk unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor, atau Pedagang Besar Farmasi (PBF).
b.      Tujuan Perencanaan dan Pengadaan
Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat dan alkes yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efisien.
c.       Prinsip Perencanaan dan Pengadaan
Ada 2 cara yang digunakan dalam menetapkan kebutuhan yaitu berdasarkan:
·         Data statistik kebutuhan dan penggunaan obat, dari data statistik berbagai kasus penderita dengan dasar formularium Rumah Sakit, kebutuhan disusun menurut data tersebut.
·         Data kebutuhan obat dan alkes disusun berdasarkan data pengelolaan sistem administrasi atau akuntansi Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Data kebutuhan tersebut kemudian dituangkan dalam rencana operasional yang digunakan dalam anggaran setelah berkonsultasi dengan Panitia Farmasi dan Terapi.
d.      Siklus Pengadaan Obat dan Alkes
Pengadaan dilakukan oleh pejabat pengadaan barang setelah menerima perencanaan dari gudang farmasi.
2.      Penerimaan
Setelah melalui proses pengadaan oleh pejabat pengadaan, perbekalan farmasi yang dipesan diantar ke Gudang Umum dan diperiksa oleh tim penerima barang kemudian diserahkan ke Gudang Farmasi dan dilakukan pemeriksaan kembali oleh petugas Gudang Farmasi. Perbekalan farmasi yang telah diterima, dicatat dalam buku penerimaan dan kartu stok sesuai jumlahnya lalu disusun atau disimpan sesuai dengan sifat atau karakteristik perbekalan farmasi.

ALUR PENERIMAAN OBAT, ALKES DAN BMHP













Rounded Rectangle: Barang tiba di gudang umum (obat, alkes, BMHP, reagensia, haemodialisa).


Rounded Rectangle: Pemeriksaan barang oleh tim pemeriksa barang di gudang umum ( Jumlah dan fisik barang).








Rounded Rectangle: Barang serta copy faktur SPB dibawa ke gudang farmasi (kecuali reagensia, langsung dilakukan serah terima dengan petugas lab dan dokumentasi tetap dilakukan di gudang farmasi).



Rounded Rectangle: Petugas gudang farmasi memeriksa kembali sebelum barang dibawa.




 


























Rounded Rectangle: Pencatatan

Rounded Rectangle: Penyimpanan dan penyusunan barang










Rounded Rectangle: Dokumentasi
 









3.      Pencatatan
Pencatatan dilakukan saat ada barang masuk dan keluar, seperti obat-obatan, alkes, dan BMHP. Saat barang masuk dicatat dalam buku penerimaan obat & alkes, sedangkan saat barang keluar dicatat di kartu stock.
4.      Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat dan alkes.
Sistem penyimpanan digudang farmasi berdasarkan :
a.       Alfabetis
b.      Jenis-jenis obatnya (tablet, salep, sirup, injeksi, infus, alkes, dan BHP)
c.       Suhu (Suhu dingin : 2-8° C, suhu sejuk: 15-25° C dan suhu ruangan
25-30° C)
d.      Pengeluaran dan penyimpanan berdasarkan :
·         FIFO ( First In First Out )
·         FEFO ( First Expired First Out )
·         Obat disusun berdasarkan jenisnya : 
1.)    Obat
2.)    BHP
3.)    Cairan
4.)    Obat-obat narkotik dan psikotropik di simpan dilemari khusus dengan kunci double, terbuat dari besi untuk mencegah penyalahgunaan.


5.      Pendistribusian
Distribusi obat dan alkes merupakan suatu proses penyerahan obat dan alkes sejak setelah sediaan disiapkan oleh IFRS sampai dengan diantarkan kepada perawat, dokter, atau tenaga medis lainnya untuk diberikan kepada pasien.
Pendistribusian terbagi menjadi dua:
a. Internal:
·         Depo farmasi rawat jalan
·         Depo farmasi rawat inap
·         Depo farmasi sakura
·         Depo farmasi IGD
·         Depo farmasi IBS & Anestesi
b. Eksternal
·         Ruangan
·         Poliklinik
·         Instalasi penunjang & pelayanan medik
·         Ambulance
6. Pelaporan
Membuat laporan narkotik dan psikotropik, laporan obat kosong, dan laporan persediaan barang.
7. Pengarsipan
Setelah dilakukan pelaporan kemudian dilakukan penyimpanan atau pengarsipan dokumen kegiatan operasional instalasi farmasi.

8.  Pengawasan & Pengendalian Mutu
Pengawasan dan pengendalian mutu juga dapat dilakukan saat barang datang di gudang umum, seperti mengecek fisik barang (rusak atau tidaknya barang dan kemasan barang ataupun sediaan berubah warna), dan melihat expired date.

CONTOH MACAM-MACAM OBAT DAN ALKES DI GUDANG FARMASI
TABLET
SIRUP
INJEKSI
ALKES
BMHP
CAIRAN
 Amlodipine
Ambroxol
Ketorolac
Handscoon
Alkohol
RL
Lansoprazol
Antasida doen
Aminophyllin
Medicuth
Kassa
NACL
Asam mefenamat
Laxadine
Terfacef
Gypsona
Hypapix
Aquades
Aspilet
Cefadroxil
OMZ
Spuit
Softman
D5
Cardace
Dextrometorphane
Omeprazole
Bloodset
Betadin
Futrolit
Imboost force
Dexanta
Furosemide
Infus set
dll
Mylon
Micardis
Paracetamol
Penitoin
Masker

Manitol
Maintate
Amoxicillin
Ranitidin
Elastomul

PBN5
Meloxicam
dll
Antrain
Balon catheter

dll.
Zinkid

Dexamethasone
Daryantulle


Dll

Dll
dll




B.   Depo Farmasi Rawat Jalan
Depo Farmasi Rawat Jalan melayani pasien rawat jalan dari poliklinik spesialis di A.W. Sjahranie. Depo Farmasi Rawat Jalan melayani resep dari semua klinik seperti klinik mata, klinik anak sakit, klinik gigi dan mulut dan lain-lain. Depo Farmasi Rawat Jalan melayani resep umum dan jaminan (BPJS, Jamkesda, Inhealth, Perusahaan). Obat yang terdapat di Depo Farmasi Rawat Jalan berdasarkan pada Formularium Rumah Sakit, Formularium Nasional dan Formularium Obat Inhealth. Untuk pelayanan resep pasien umum, jaminan  perusahaan dan JPK, depo rawat jalan menggunakan Formularium Rumah Sakit,  untuk pasien BPJS dan Jamkesda menggunakan Formularium Nasional  sedangkan untuk pasien Inhealth, depo rawat jalan menggunakan Formularium Obat Inhealth dan Formularium Rumah Sakit.
Sediaan yang sering keluar adalah tablet, kapsul dan kaplet. Alkes jarang diresepkan karena pasien tidak dirawat di rumah sakit melainkan pasien pulang. Frekuensi obat yang diresepkan biasanya untuk pemakaian seminggu bahkan sebulan.
Kegiatan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Depo Farmasi Rawat Jalan:
1.      Perencanaan
Perencanaan di Depo Farmasi Rawat Jalan berdasarkan pada penggunaan  dan sisa stok obat. Depo Farmasi Rawat Jalan tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan depo farmasi lainnya, yaitu sebagai berikut :
a.       Petugas farmasi depo rawat jalan mengecek perbekalan farmasi yang habis atau melakukan stok opname.
b.      Petugas farmasi mencatat perbekalan famasi yang diperlukan pada surat permintaan atau pengeluaran obat dan alkes (SPP)  dan menyerahkan SPP kepada gudang famasi.
2.      Pengamprahan
Pengadaan perbekalan farmasi di depo farmasi rawat jalan berasal dari mengamprah perbekalan farmasi dari gudang farmasi yang berdasarkan pada Formularium Rumah Sakit, Formulariun Nasional, dan Formularium Inhealth.
3.      Penerimaan
Barang yang telah datang dari gudang farmasi dicek apakah obat dan alkes sesuai dengan apa yang di pesan atau yang tertulis di SPP, yang perlu di cek antara lain: jumlah, kondisi barang dan expire date nya
4.      Pencatatan
Setelah barang datang dan di cek lengkap maka petugas farmasi akan melalukan pencatatan pada buku penerimaan obat dan menulis di kartu stok.
5.      Penyimpanan
Barang yang telah diterima disimpan dan disusun di dalam rak-rak yang telah disediakan dengan dikelompokkan berdasarkan pada :
a.       Alfabetis
b.      Bentuk sediaan (Tablet, sirup, cairan, alkes, injeksi)
c.       Suhu (suhu dingin: 2-8°, suhu sejuk 15-25°, dan suhu ruangan 25-30°)
d.      Obat narkotik dan psikotropika
e.       Obat kanker
f.       Obat high alert
e.       Pengeluaran dan penyimpanan berdasarkan :
·         FIFO ( First In First Out )
·         FEFO ( First Expired First Out )
6.      Pendistribusian
Pendistribusian di depo farmasi rawat jalan merupakan penyerahan obat pada pasien yang rawat jalan dari poliklinik spesialis di A.W. Sjahranie.

 ALUR PELAYANAN RESEP UMUM DEPO FARMASI RAWAT JALAN




















Rounded Rectangle: Resep diterima, cek kelengkapan resep dan ketersediaan obat.
Rounded Rectangle: Jika sudah lengkap resep dientry.








Rounded Rectangle: Pasien menerima kwitansi pembayaran dari loket pembayaran atau kasir.


Rounded Rectangle: Pasien diberi hasil entryan, rincian pembayaran beserta no. resep lalu diarahkan menuju kasir.









Rounded Rectangle: Obat dicek ulang oleh petugas farmasi, pasien menunjukkan kwitansi pembayaran.


Rounded Rectangle: Obat disiapkan sesuai resep, lalu di cek oleh petugas farmasi.










Rounded Rectangle: Obat diserahkan kepada pasien beserta informasi yang diperlukan.
 
















ALUR PELAYANAN RESEP JAMINAN BPJS DEPO FARMASI RAWAT JALAN





















Rounded Rectangle: Cek kelengkapan resep dan persyaratan jaminan (SEP atau Surat Elegibilitas Peserta).

Rounded Rectangle: Resep diterima










Rounded Rectangle: Cek ketersediaan obat, apabila obat yang diresepkan tidak ada di fornas, petugas farmasi mengkonfirmasi kepada dokter.


Rounded Rectangle: Resep dientry jika dokter telah mengkonfrimasi.











Rounded Rectangle: Obat disiapkan jika dokter telah mengkonfirmasi, lalu di cek oleh petugas.farmasi
Rounded Rectangle: Obat diserahkan ke pasien beserta informasi yang diperlukan setelah melalui pengecekan ulang.




 















Keterangan : Tetapi jika dokter tidak mengkonfirmasi, pasien akan diberi copy resep untuk membeli di luar rumah sakit dengan sebelumnya meminta persetujuan pasien tersebut.





ALUR PELAYANAN RESEP JAMINAN JAMKESDA DEPO FARMASI RAWAT JALAN





















Rounded Rectangle: Cek kelengkapan resep dan persyaratan jaminan (surat rujukan dari Puskesmas).


Rounded Rectangle: Resep diterima










Rounded Rectangle: Cek ketersediaan obat, apabila obat yang diresepkan tidak ada di fornas, petugas farmasi menelfon dokter tersebut untuk mengganti dengan obat yang ada di fornas.


Rounded Rectangle: Jika sudah lengkap resep dientry dan pasien diberi no. resep.











Rounded Rectangle: Obat diserahkan ke pasien beserta informasi yang diperlukan setelah melewati pengecekan ulang.

Rounded Rectangle: Obat disiapkan jika sesuai resep lalu di cek oleh petugas farmasi.




 





















ALUR PELAYANAN RESEP JAMINAN INHEALTH DEPO FARMASI RAWAT JALAN





















Rounded Rectangle: Resep diterima
Rounded Rectangle: Cek kelengkapan resep dan persyaratan jaminan (kartu Inhealth).











Rounded Rectangle: Cek ketersediaan obat apakah obat masuk FOI (Formularium Inhealth) jika tidak  pasien akan diberi copy resep.

Rounded Rectangle: Jika sudah lengkap resep dientry dan pasien diberi no resep.










Rounded Rectangle: Obat diserahkan ke pasien beserta informasi yang diperlukan setelah melalui pengecekan ulang.


Rounded Rectangle: Obat disiapkan sesuai resep, lalu di cek oleh petugas farmasi.





 





















Rounded Rectangle: Cek kelengkapan resep dan persyaratan jaminan (Kartu perusahaan).Rounded Rectangle: Resep diterimaALUR PELAYANAN RESEP JAMINAN PERUSAHAAN DEPO FARMASI RAWAT JALAN


























Rounded Rectangle: Cek ketersediaan obat apakah obat masuk FRS (Formularium Rumah Sakit) jika tidak  pasien akan diberi copy resep.


Rounded Rectangle: Jika sudah lengkap resep dientry dan pasien diberi no. resep.











Rounded Rectangle: Obat diserahkan ke pasien beserta informasi yang diperlukan setelah melalui pengecekan ulang.

Rounded Rectangle: Obat disiapkan sesuai resep, lalu di cek oleh petugas farmasi.




 














7.      Pelaporan
Di depo farmasi rawat jalan juga harus mengumpulkan laporan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit setiap bulannya. Laporan yang dikumpulkan antara lain :
a.       Laporan stok obat
b.      Laporan obat yang mendekati E.D (Expire Date)
c.       Laporan obat narkotik dan psikotropik

Kegiatan siswa Prakerin (Praktek Kerja Industri) di Depo Farmasi Rawat Jalan:
1.      Penerimaan resep
Resep yang telah di cek kelengkapannya dan di entry lalu di serahkan ke petugas farmasi yang bertugas menyiapkan obat.
2.      Menyusun obat
Obat yang baru datang dari gudang farmasi disusun berdasarkan alfabetis, jenisnya, jenis sediaan, suhunya dan menggunakan sistem FIFO dan FEFO.
3.      Meracik obat
Setelah dosis di hitung sesuai resep kemudian bahan obat disiapkan sesuai jenis atau jumlahnya lalu obat di gerus atau di campurkan, di bungkus atau di masukkan  dalam wadahnya.

C.    Depo Farmasi Rawat Inap
Depo Farmasi Rawat Inap merupakan sarana pelayanan resep kepada pasien yang menginap atau dirawat di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, mulai dari kelas utama yaitu ruang Eddelweis dan dari kelas I sampai kelas III.
1.      Alur Pelayanan Resep di Depo Farmasi Rawat Inap
Depo Farmasi Rawat Inap melayani berbagai macam resep, baik resep umum, jaminan Jamkesda, INHEALT, Perusahaan, dan BPJS (Askes, Jamkesmas, Jamsostek, TNI POLRI, Mandiri, dll).
Berikut ini adalah alur pelayanan resep di depo farmasi rawat inap :

ALUR PELAYANAN RESEP UMUM DEPO FARMASI RAWAT INAP





















Rounded Rectangle: Dicek kelengkapan resep


Rounded Rectangle: Resep di terima










Rounded Rectangle: Resep dilayanin dan obat atau alkes disiapkan sesuai dengan formularium.


Rounded Rectangle: Bila sudah lengkap resep dientry dan di beri no. resep.









Rounded Rectangle: Obat atau alkes diserahkan kepada pasien  beserta informasi yang di perlukan.



Rounded Rectangle: Obat atau alkes dicek kembali dan diberi etiket.





 





















ALUR PELAYANAN RESEP JAMINAN (JAMKESDA, PERUSAHAAN, INHEALTH, DLL) DEPO FARMASI RAWAT INAP















Rounded Rectangle: Resep diterima
Rounded Rectangle: Dicek kelengkapan resep dan persyaratan jaminan resep.









Rounded Rectangle: Resep dilayani dan obat atau alkes disiapkan sesuai resep.


Rounded Rectangle: Bila sudah lengkap resep dientry dan di beri no. resep.




 
















Rounded Rectangle: Obat atau alkes diserahkan kepada pasien  beserta informasi yang di perlukan.

Rounded Rectangle: Obat atau alkes dicek kembali dan diberi etiket.

 


                                                                                                      
                        

Keterangan : Khusus JAMKESDA SAMARINDA harus ada ACC








ALUR PELAYANAN RESEP BPJS (ASKES, JAMKESMAS, JAMSOSTEK, TNI POLRI, MANDIRI, DLL) DEPO FARMASI RAWAT INAP





















Rounded Rectangle: Resep diterima
Rounded Rectangle: Dicek kelengkapan resep dan persyaratan jaminan resep.









Rounded Rectangle: Resep dilayani dan obat atau alkes disiapkan sesuai resep.
Rounded Rectangle: Bila sudah lengkap resep dientry dan di beri no. resep.











Rounded Rectangle: Obat atau alkes diserahkan kepada pasien  beserta informasi yang di perlukan.


Rounded Rectangle: Obat atau alkes dicek kembali dan diberi etiket.





 











Keterangan : Khusus BPJS SAMARINDA harus ada ACC
CONTOH MACAM-MACAM OBAT DAN ALKES DI GUDANG FARMASI
TABLET
INJEKSI
ALKES
NARKOTIKA
PSIKOTROPIKA
CAIRAN
Amoxicillin
Furosemide
Spuit
Codein
Diazepam
Aquadest
amlodipine
Cefotaxime
Urine bag
Morphin
Sedacum
RL
ISDN
Ceftriaxone
Masker
fentanyl
Stesolid
NACL
Paracetamol
antarain
Medicuth
dll
Analsik
Dex ¼
Ranitidin
Tomit
NGT

Luminal
Dex 10%
spirola
Citicoline
Infus set

Alprazolam
Manitol
dll
dll
dll

dll
dll

STRUKTUR ORGANISASI DEPO FARMASI RAWAT INAP
 










Kegiatan siswa Prakerin (Praktek Kerja Industri) di Depo Farmasi Rawat Inap:
1.  Menyusun Obat
Obat yang telah datang dari gudang farmasi kemudian di susun berdasarkan alfabetis, suhu, dan menggunakan sistem FIFO dan FEFO.
2.  Membantu Pelayanan Resep
Setelah resep diterima, petugas farmasi menyediakan obat/alkes berdasarkan jenis/jumlah obat/alkes yang tertera pada resep.
3. Meracik Obat
Untuk meracik obat, terlebih dahulu menghitung dosis dan diverifikasi. Setelah itu, menyiapkan bahanobat sesuai dengan jenis/jumlah obat yang tertera pada resep. Kemudian melakukan peracikan, menggerus, membungkus, setelah itu diserahkan kepada petugas farmasi untuk pemberian etiket.
D.  Depo Farmasi Sakura
Depo farmasi sakura melayani pasien yang dirawat inap di ruang sakura dan teratai. Dalam melayani resep, depo farmasi sakura tidak berhadapan langsung dengan pasien tetapi resep dan obat yang diresepkan langsung diantar ke ruang perawatan.Untuk pengadaan obat, depo farmasi sakura selain mengamprah ke gudang juga mengorder langsung ke PBF.
Pelayanan di depo farmasi sakura tidak begitu berbeda dengan depo lainnya, yang berbeda hanya:
a.       pembayaran oleh pasien sakura dan teratai tidak dilakukan di depo sakura saat mengambil obat tetapi diakumulasikan saat pasien pulang.
b.      jika obat yang tertera di resep tidak ada, maka petugas farmasi akan membantu pasien untuk membeli di apotek yang bekerja sama dengan rumah sakit.
Kegiatan Perbekalan Farmasi di Depo Farmasi Sakura:
1. Perencanaan
Perencanaan obat di depo farmasi sakura berdasarkan pada Formularium Sakura dan Formularium Teratai. Perencanaan dilakukan setelah petugas farmasi melakukan sotk opname tiap bulannya. Perencanaan dilakukan sebagai berikut:
a.       Petugas farmasi depo sakura melakukan pengecekkan perbekalan farmasi yang habis atau hampir habis.
b.      Petugas farmasi mencatat perbekalan farmasi yang diperlukan pada surat permintaan atau pengeluaran obat dan alkes (SPP) dan menyerahkan SPP ke gudang farmasi.


2. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi di depo farmasi sakura berdasarkan pada formularium rumah sakit dan formularium teratai. Untuk pengadaannya, obat yang termasuk formularium rumah sakit diamprah dari gudang farmasi, sedangkan yang termasuk formularium teratai diorder langsung ke PBF dan untuk obat yang diluar formularium teratai maka  depo farmasi sakura akan membantu pasien untuk membeli di apotek yang bekerja sama dengan rumah sakit.
3. Penerimaan
Perbekalan farmasi yang telah datang dari gudang farmasi dicek jumlah, keadaan obat dan kesesuaiannya dengan yang dipesan
4. Pencatatan
Saat perbekalan farmasi datang dari gudang farmasi, pencatatan dilakukan di kartu stok dan buku penerimaan. Sedangkan saat perbekalan farmasi keluar untuk melayani resep maka dicatat di kartu stok.
Kegiatan siswa Prakerin (Praktek Kerja Industri) dalam kegiatan pencatatan:
Melakukan pencatatan di kartu stok sesuai dengan jumlah perbekalan farmasi yang masuk dan keluar.
5. Penyimpanan
Barang yang telah diterima disimpan dan disusun di dalam rak-rak yang telah disediakan dnegan dikelompokkan berdasarkan pada:
a. Alfabetis
b. Bentuk sediaan (tablet, sirup, cairan, alkes, injeksi)
c. Suhu (Suhu dingin: 2-8° C, suhu sejuk: 15-25° C, suhu ruangan 25-30° C)
d. Obat narkotik dan psikotropika
e. Pengeluaran dan penyimpanan berdasarkan :
·         FIFO ( First In First Out )
·         FEFO ( First Expired First Out
Kegiatan siswa Prakerin (Praktek Kerja Industri) dalam kegiatan penyimpanan:
Menyusun dan menyimpan perbekalan farmasi yang baru datang atau perbekalan farmasi yang diretur. Retur dilakukan karena perbekalan farmasi tidak lagi digunakan karena pasien telah pulang atau adanya sisa pemakaian.
6. Pendistribusian
Pendistribusian di depo farmasi sakura merupakan penyerahan obat dan alkes ke pasien ruang sakura dan teratai. Penyerahan obat di depo farmasi sakura berbeda dengan depo lainnya, petugas farmasi depo sakura tidak langsung bertemu dengan pasien yang dirawat di ruang sakura dan teratai tetapi obat dan alkes diantar langsung ke ruang perawatan dan diterima oleh perawat penanggung jawab ruangan.
Kegiatan siswa Prakerin (Praktek Kerja Industri) dalam kegiatan pendistribusian:
Mengantar perbekalan farmasi yang diresepkan ke ruang perawatan sakura atau teratai.






ALUR PELAYANAN RESEP DI DEPO FARMASI SAKURA
             Cito                                                                             Non Cito                                                                                                                                                              
Petugas Depo mengambil Resep (RPO) ke Ruangan
Petugas Depo mencatat pesanan pada blanko pemesanan obat/alkes (BPO)
                                                                                                                             Pertelepon



 



v  Menyiapkan obat/alkes sesuai RPO dan BPO.
v  Memeriksa ulang nama dan jumlah obat/alkes serta aturan pakai.
Meliputi:
v  Tanggal
v  Nama Pasien
v  Nama Penelpon
v  Ruangan
v  Nama obat/alkes
v  Jumlah
                                    Obat/alkes diantar ke ruangan


v  Penanggung jawab obat/alkes ruangan bersama AA memeriksa kembali nama dan jumlah obat/alkes yang akan di serah terimakan.
v  Apabila sudah sesuai perawat paraf RPO sebagai bukti penerimaan.

v  Lembar RPO Asli (warna putih) kembali ke depo untuk di entry dan di filekan perpasien peruangan







7.  Pelaporan
Di depo farmasi sakura juga harus mengumpulkan laporan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit setiap bulannya. Laporan yang dikumpulkan  yaitu ;
a.       Laporan stock obat
b.      Laporanobat yang mendekati E.D
c.       Laporanobat generik
d.      Laporan obat narkotik dan psikotropik

CONTOH OBAT DAN ALKES DI DEPO SAKURA
TABLET
INJEKSI
ALKES
NARKOTIKA
PSIKOTROPIKA
CAIRAN
Amoxan
Acran
Bloodset
Codein
Analgesik
Aquadest
Becom C
Antrain
Spuit
Morpin
Diazepam
Dex ¼
Cataflam
Cedantron
Cuticell
Opium
Luminal
Dex ½
Dehaf
Lasix
Gamex
Petidin
Alprazolam
Dex 10%
Femotras
Lanso
Handscoon
Dll.
Analsik
Manitol
Micardis
Brainact
Infuset

Sedacum
NACL
Dll
Dll
Dll

Dll
Dll







STRUKTUR ORGANISASI DEPO FARMASI SAKURA
 























E. Depo Farmasi IGD
Depo Farmasi IGD adalah unit pelayanan farmasi yang melayani pasien dengan kondisi gawat darurat atau emergency. Pelayanan di depo farmasi IGD dilakukan 24 jam.
1.      Alur Pelayanan Resep Umum Depo Farmasi IGD
























Rounded Rectangle: Pasien menyerahkan resep.
Rounded Rectangle: Petugas farmasi mengecek ketersediaan obat dan alkes.
Rounded Rectangle: Obat dan alkes yang tersedia di entry dan dibuat rincian biaya.
















Rounded Rectangle: Resep disiapkan

Rounded Rectangle: Obat dan alkes diserahkan ke pasien beserta informasi obat.



Rounded Rectangle: Pasien membayar ke kasir dan menerima bukti pembayaran (kwitansi).







 







2.      Rounded Rectangle: Pasien menyerahkan resep kepada petugas dengan melampirkan :
• Fotocopy kartu BPJS/ JAMKESDA/INHEALTH untuk pasien rawat jalan.
• Fotocopy kartu BPJS/ JAMKESDA/INHEALTH dan fotocopy Surat Jaminan Pelayanan Rawat Inap dari Rumah Sakit untuk ruang Mawar VK dan HCU.
Alur Pelayanan Resep BPJS, JAMKESDA dan INHEALTH Depo Farmasi IGD























Rounded Rectangle: Obat dan alkes diserahkan ke pasien beserta informasi obat.
Rounded Rectangle: Petugas farmasi mengecek kelengkapan resep dan ketersediaan obat dan alkes


Rounded Rectangle: Resep disiapkan













 




3.      Contoh Obat-obat dan Alkes di Depo Farmasi IGD
TABLET
SIRUP
INJEKSI
CAIRAN
ALKES
Aspilets
Antasida doen
Meylon
RL
Spuit
Biosanbe
Inpepsa
Kalnex
NaCl
Infuse set
Cetrizine
Laxadine
Furosemid
KCl
Medicut
Folavit
Sanmol
Extrace
D5
Daryantulle
Erytromycin
Ambroxol
Duradilin
D51/2 NS
Leucoplast
Famocid
Cefadroksil
Catapres
KnO4
Spalk
Hystolan
Alco drop
Citicolin
KN 3A
Three way
ISDN
DMP
Aminophyllin
Dex 40 %
Urine bag
Dll.
Dll.
Dll.
Dll.
Dll.












4.      Struktur Organisasi Depo Farmasi IGD/OK IGD















Rounded Rectangle: Tenaga Teknis Kefarmasian Depo Farmasi IGD
Rounded Rectangle: Tenaga Teknis Kefarmasian Depo Farmasi OK IGD
 

















Kegiatan Prakerin di Depo Farmasi IGD
1.      Mengerjakan resep
Ø  Jenis-jenis resep
·         Resep umum
Setelah resep diterima, obat/alkes langsung disiapkan berdasarkan jumlah obat/alkes yang tertera pada resep.
·         Resep JAMKESDA/BPJS/INHEALTH
Setelah resep diterima, petugas farmasi mengecek kelengkapan resep dan administrasinya yaitu fotocopy kartu JAMKESDA. Setelah itu peugas farmasi mengecek kelengkapan obat/alkes dan menyiapkan obat/alkes yang tersedia.
Ø  Menyiapkan obat
a.       Obat jadi
b.      Obat racikan
Untuk meracik obat terlebih dahulu menyiapkan bahan obat yang  akan diracik sesuai jenis/jumlah obat yang tertera pada resep, Menghitung dosis, menggerus, membungkus, lalu diberi etiket yang sesuai.
Ø  Menulis etiket
Etiket berisi tgl lahir/umur, nama pasien, tgl pembuatan resep, aturan pakai, nama obat, kadaluarsa, petunjuk khusus, jumlah obat dan ruangan pasien. Etiket berwarna putih digunakan untuk pemakaian secara oral/minum, sedangkan etiket berwarna biru digunakan untuk pemakaian luar.
2.      Penerimaan obat dan alkes
a.       Melakukan stok obat
Untuk melakukan stok obat yang baru di terima dari gudang farmasi di hitung jumlahnya lalu di tulis kartu stok di kolom masuk, selanjutnya ditambah dengan sisa obat terdahulu dan di tulis di kolom sisa, untuk obat yang keluar jumlah obat sisa sebelum penambahan di kurangi dengan jumlah obat seluruhnya.
b.      Menyusun obat
Obat disusun berdasarkan alfabetis, suhu, jenis sediaan, dan menggunakan sistem FIFO dan FEFO.



F. Depo Farmasi OK CITO IGD
OK CITO IGD  adalah suatu unit yang merupakan bagian depo farmasi IGD yang berfungsi untuk melayani, maupun menyiapkan obat dan alkes untuk keperluan operasi yang sangat darurat/emergency.
1.      Alur Pelayanan Resep OK CITO IGD














Rounded Rectangle: Petugas farmasi mengisi dan mengecek  lemari persediaan dan stok obat, alkes dan BHP di OK CITO IGD.
Rounded Rectangle: Dokter/perawat mangambil/ menyiapkan obat, alkes dan BHP untuk keperluan operasi.










Rounded Rectangle: Petugas farmasi mengecek sisa obat, alkes dan BHP yang dikembalikan.



Rounded Rectangle: Setelah operasi, perawat mengembalikan sisa pemakaian obat, alkees dan BHP ke petugas farmasi.





 



























Rounded Rectangle: Petugas farmasi, memeriksa kembali resep anaestesi/bedah yang diserahkan. Apabila ada kekurangan, petugas farmasi akan menanyakan ke Dokter/perawat yang bertugas pada saat itu


Rounded Rectangle: Dokter/perawat menulis resep untuk anaestesi/bedah, kemudian menyerahkan ke petugas farmasi.









Rounded Rectangle: Setelah di entry, petugas farmasi akan mencatat dibuku laporan OK CITO IGD.
Rounded Rectangle: Apabila sudah lengkap, maka petugas farmasi akan meng-entry resep tersebut yaitu anaestesi dan bedah.




 











2.      Contoh Obat-obat dan Alkes di Depo OK CITO IGD
a.       Obat-obat anaestesi
OBAT
ALKES
Diazepam injeksi
Spuit
Induxin injeksi
Blood set
Pethidin injeksi
Medicut
Adrenalin injeksi
Spinal needle
Antrain injeksi
Wing needle
Bunascan injeksi
Infus set
Cedantron injeksi
Gypsona
Recofol injeksi
Chateter

b.      Obat-obat bedah
OBAT
ALKES
BHP
Lidocain HCl injeksi
Vicryl
Alkohol
Otogenta injeksi
Dexon
Betadin
Salep Mebo
Dermalon
Kassa
Salep Ikamicetin
Mersilk
Hypapix
Salep Cloramfenicol
Handscoon
Pisau
Sopirom injeksi
Daryantulle
Jarum
Cefotaxim injeksi
Softband
Bayclin
Ceftriaxone injeksi
Gipsona
Benang kaset

Kegiatan Prakerin di Depo Farmasi OK CITO IGD
1. Menyusun returan obat dan alkes
Dalam depo farmasi OK IGD, terjadi retur obat apabila terjadi kesalahan pada saat pengambilan obat dan alkes,atau karena sisa obat yang tidak lagi digunakan saat operasi.
2.  Mengambil perbekalan farmasi yg diamprah dari gudang
Obat yang datang dari gudang farmasi di Depo IGD di cek kelengkapannya lalu di bawa ke Depo OK IGD.

G. Unit Administrasi Farmasi
Unit administrasi farmasi adalah salah satu bagian di bawah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bertugas mengelola administrasi dan pelaporan. Menurut PERMENKES RI NO.1197/MENKES/SL/X/2004, kegiatan administrasi pelayanan di rumah sakit dibagi menjadi :
a.       Administrasi Perbekalan Farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.
b.      Administrasi Keuangan Pelayanan Farmasi merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa biaya,pengumpulan informasi keuangan,penyiapan laporan, penggunaan laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan pelayanan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.
c.       Administrasi Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai deengan prosedur yang berlaku.
Sedangkan, pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Tujuan kegiatan administrasi dan pelaporan pengelolaan perbekalan farmasi adalah :
1.      Tersedianya data/informasi yang akurat sebagai bahan evaluasi ;
2.      Tersedianya informasi yang akurat ;
3.      Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan ;
4.      Mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan ;
5.      Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat dikelola secara efisien dan efektif.
Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara:
·         Tulis tangan, mesin tik
·         Otomatisasi dengan menggunakan komputer (software)
Tugas-tugas Administrasi :
v  Administrasi Instalasi Farmasi I
Tanggungjawab/uraian tugas :
1.      Membuat rekapitulasi laporan stock obat rutin & alkes di Instalasi Farmasi ;
2.      Membuat laporan rekapitulasi pemakaian obat Narkotika & Psikotropika di Instalasi Farmasi ;
3.      Merekap absensi kehadiran pegawai di Instalasi Farmasi ke bagian kepegawaian ;
4.      Membuat rekapitulasi laporan pelayanan di Instalasi Farmasi.
v  Administrasi Instalasi Farmasi II
Tanggungjawab/uraian tugas :
1.      Membuat rekapitulasi laporan stock obat DPHO di Instalasi Farmasi ;
2.      Mencatat surat masuk dan keluar di Farmasi ;
3.      Membantu administrasi yang berhubungan dengan keperluan akreditasi & ISO serta pelayanan lain di Instalasi Farmasi ;
4.      Membuat laporan obat generik.
v  Administrasi Instalasi Farmasi III
Tanggungjawab/uraian tugas :
1.      Merencanakan dan mencatat masuk dan keluarnya pada buku/kartu stock kebutuhan ATK, barang kelontongan, alat cetak yang diperlukan di Instalasi Farmasi dan mengamprah di Gudang Umum ;
2.      Mencatat dan mengarsipkan blanko surat permintaan, pemeliharaan komputer, printer, AC, dan alat lain yang ada di Instalasi Farmasi ;
3.      Menyusun arsip laporan Instalasi Farmasi dan arsip Rawat Inap ;
4.      Mengantar surat keluar dan informasi lain ke unit-unit lain ;
5.      Mengetik surat permintaan obat rutin, askes, BHP ;
6.      Menyiapkan blanko laporan bulanan tiap-tiap depo dan memperbanyak dokumen yang diperlukan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang bertujuan:
1.      Mampu memahami peran kerjanya serta mampu menerapkan pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
2.      Meningkatkan keterampilan yang membentuk kemampuan diri sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja di bidang farmasi.
3.      Memberikan wawasan kepada siswa/siswi bagaimana cara melayani resep secara baik dan benar.
4.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu. 
5.      Menambah wawasan disamping teori yang dipelajari di sekolah.

Kami siswa SMKN 17 SAMARINDA dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
1.      RSUD Abdul Wahab Sjahranie merupakan rumah sakit milik pemerintah provinsi Kaltim yang memiliki pelayanan menyeluruh dari lapisan masyarakat tingkat atas hingga tingkat bawah.
2.      RSUD Abdul Wahab Sjahranie menerima resep umum dan jaminan (BPJS, Jamkesda, Inhealth, dan Perusahaan).
3.      Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi RSUD Abdul Wahab Sjahranie berlangsung sistematis dan dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian ke tiap-tiap depo dan unit pelayanan kesehatan yang lain.
4.      Penyimpanan perbekalan farmasi di RSUD A.W. Sjahranie berdasarkan:
·         Bentuk sediaan dan jenisnya
·         Suhu, kestabilannya
·         Mudah tidaknya meledak/terbakar
·         Tahan atau tidaknya terhadap cahaya
5.      Sedangkan untuk kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi yang lain di tiap depo tidak memiliki banyak perbedaan, yang berbeda hanya pengadaan di Depo Farmasi Sakura yang juga mengorder langsung ke PBF dikarenakan melayani pasien VIP dan VVIP.
6.      Kegiatan siswa/siswi Praktek Kerja Industri (Prakerin) di rumah sakit meliputi:
·         Mengambil amprahan ke gudang farmasi atau mengantar amprahan dari gudang farmasi ke depo farmasi.
·         Menyusun dan menyimpan perbekalan farmasi yang baru datang.
·         Mencatat jumlah perbekalan farmasi yang datang atau yang keluar di kartu stok.
·         Menyiapkan perbekalan farmasi yang diresepkan.
·         Mengantar perbekalan farmasi ke ruang perawatan.
7.      Ilmu yang kami dapat lebih banyak daripada teori yang dipelajari di sekolah, seperti pelayanan resep dan pengelolaan perbekalan farmasi yang dapat kami praktikkan langsung selama Prakerin. RSUD Abdul Wahab Sjahranie juga melatih siswa/siswi mengevaluasi kepuasan pasien melalui kuisioner.

B. Saran
1. Bagi SMKN 17 SAMARINDA:
·         Diharapkan terus mengembangkan kegiatan serta memperluas wawasan siswa/siswi SMKN 17 SAMARINDA terutama di bidang kefarmasian, salah satunya dengan mengadakan kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini.
·         Memberikan pembekalan lebih kepada siswa/siswinya mengenai lingkup kerja dan kegiatan di rumah sakit sebelum kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) agar lebih siap dalam menghadapi pekerjaan di rumah sakit.
·         Memperpanjang waktu Praktek Kerja Industri (Prakerin) agar siswa/siswi mendapat lebih banyak ilmu serta memberikan waktu khusus bagi siswa/siswinya untuk menyelesaikan laporan.
2. Bagi RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE :
·         Dapat selalu bekerja sama dengan SMKN 17 SAMARINDA dalam kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
·         Sebaiknya siswa/siswi diberi kesempatan untuk menyerahkan resep kepada pasien tentunya dengan arahan dan pengawasan Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), karena dirasa sangat perlu sebagai pembelajaran.
·         Meningkatkan kebersihan ruangan rawat inap untuk menjaga kenyamanan pasien.
·         Menambah Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) agar pelayanan resep dapat dilakukan lebih cepat.






















DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar  Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.

Charles Siregar. 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan).

(Depkes RI, 2009. http://depkes.go.id, diakses tanggal 20 Juli 2010).

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum.

Keputusan Gubernur Kalimantan Timur  Nomor : 445/K.225/2008, Tentang Penetapan  Rumah Sakit Umum Daerah  Provinsi Kalimantan Timur Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).


Anonim. 1992. Pengertian kesehatan pada UU No.23 tahun 1992. Departemen kesehatan RI:Jakarta

Anonim. 1992. KepMenKes No. 983/MenKes/SK/XI/1992. Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum Bab IV Pasal 41. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.



LAMPIRAN NO 1: RESEP PASIEN ASKES IGD






LAMPIRAN NO 2: RESEP PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP






LAMPIRAN NO 3: SURAT SPPO DEPO FARMASI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE



LAMPIRAN NO 4: RESEP PASIEN JAMSOSTEK RAWAT INAP







LAMPIRAN NO 5: SURAT PESANAN SEMENTARA INSTALASI FARMASI RSUD ABDUL WAHAB  SJAHRANIE




LAMPIRAN NO 6: RESEP PASIEN UMUM RSUD A.W SJAHRANIE







LAMPIRAN NO 7: RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN



LAMPIRAN NO 8 : COPY RESEP RSUD ABDUL WAHAB  SJAHRANIE


LAMPIRAN NO 9 : ETIKET BUNGKUS, ETIKET OBAT LUAR, ETIKET OBAT MINUM




                     







                              


LAMPIRAN NO 10 : LAPORAN PENGGUNAAN OBAT NARKOTIKA


LAMPIRAN NO 11: RESEP INSTALASI BEDAH SENTARL RSUD ABDUL WAHAB  SJAHRANIE

LAMPIRAN NO 12: RESEP ANESTESI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

LAMPIRAN NO 13 : KARTU STOK BARANG RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

LAMPIRAN NO 14 : LAPORAN PENGGUNAAN OBAT PSIKOTROPIKA RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE



LAMPIRAN NO 15: RESEP PASIEN ASKES RAWAT  INAP





LAMPIRAN NO 16 : RESEP PASIEN RAWAT INAP







LAMPIRAN NO 17 : RESEP PASIEN RAWAT JALAN


 

 

;;

By :
Free Blog Templates